Monday, July 9, 2018

Teknik Penanaman Alpukat


Teknik Penanaman
Pola Penanaman


Pola tanam alpukat harus dilakukan dalam kombinasi variasi yang berbeda. Hal ini mengingat bahwa sebagian besar varietas tidak bisa melakukan penyerbukan sendiri, kecuali varietas ijo panjang yang memiliki tipe bunga A. Ada 2 tipe bunga dari beberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A dan tipe B. Varietas yang diklasifikasikan sebagai tipe A bunga berwarna hijau panjang, bulat hijau, merah panjang, bulat merah, cutecub, butler, benuk, dickinson, puebla, tangguh, dan hass.

Sementara yang diklasifikasikan sebagai tipe B adalah Collinson, itszamma, winslowsaon, fuerte, lyon, Nabal, Ganter dan ratu. Penyerbukan silang hanya terjadi antara dua jenis bunga. Oleh karena itu, penanaman alpukat dalam negeri yang harus dikombinasikan antara varietas dengan tipe bunga A dan tipe B yang menarik sehingga bunga penyerbukan bunga saling menyerbuki satu sama lain.

Pembuatan Lubang Tanam

    Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 75 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu.
    Tanah bagian atas dan bawah dipisahkan.
    Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 20 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke
    dalam lubang.
    Lubang tanam yang telah tertutup kembali diberi ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.

Cara Penanaman

Waktu penanaman yang tepat adalah pada awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal ini untuk menghindari tergenangnya air bila disirami atau turun hujan.


Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut :


    Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.
    Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.
    Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun dan diikatkan ke ajir.
    Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur.
    Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu.

Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan

Gulma tumbuh di sekitar tanaman karena di tempat itu ada banyak nutrisi. Selain saingan dalam memperoleh makanan, gulma juga tempat berkembang biak hama dan penyakit. Oleh karena itu, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, gulma harus disiangi (dicabut) secara teratur.
Penggemburan Tanah

Tanah disiram setiap hari tentu akan lebih padat dan udara di dalamnya kurang dan semakin sedikit. Akibatnya, akar tanaman tidak dapat menyerap nutrisi secara bebas. Untuk menghindari hal ini, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan hati-hati sehingga akar tidak putus.
Pengairan

Bibit baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman harus dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk penyiraman adalah pada pagi/sore hari, dan jika hujan turun tidak perlu disiram lagi.

Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan hanya dilakukan di cabang-cabang yang tumbuh terlalu ketat atau ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida/penutup luka.
Pemupukan

Dalam budidaya alpukat usahakan mempunyai program pemupukan yang baik dan teratur. Mengingat sistem akar tanaman alpukat, khususnya akar rambutnya, dan pertumbuhan hanya sedikit kurang luas, pupuk harus diberikan agak sering dengan dosis kecil. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung pada umur tanaman.

Ketika program pemupukan tahunan menggunakan urea (45% N), TSP (50% P), dan KCl (60% K) maka untuk tanaman usia muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing 0 , 27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk kehidupan produksi tanaman (5 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing dari 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk harus diberikan empat kali setahun.

Mengingat tanaman alpukat memiliki sedikit akar rambut, pupuk harus ditempatkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya dengan menanamkan pupuk ke dalam lubang sedalam 30-40 cm, di mana lubang tersebut dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.

Hama Dan Penyakit
Hama pada Daun
Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)

    Ciri : Panjang tubuh 6 cm, berwarna hitam bercak-bercak putih dan dipenuhi rambut putih. Kepala dan ekor berwarna merah menyala.
    Gejala: Daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman tidak akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan.
    Pengendalian: Menggunakan insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.

Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L)

    Ciri : Sayap kupu-kupu dapat mencapai ukuran 25 cm dengan warna coklat kemerahan dan segitiga tansparan. Ulat berwarna hijau tertutup tepung putih, panjang 15 cm dan mempunyai duri yang berdaging. Pupa terdapat di dalam kepompong yang berwarna coklat.
    Gejala : Sama dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun.
    Pengendalian : Sama dengan pemberantasan ulat kipat.

Penyakit

Antraknosa

    Penyebab : Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang mempunyai miselium berwarna cokleat hijau sampai hitam kelabu dan sporanya berwarna jingga.
    Gejala : Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang terserang akan gugur.
    Pengendalian : Pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah tua tapi belum matang). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.

Bercak daun atau bercak cokelat

    Penyebab : cercospora purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab.
    Gejala : bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik
    kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain.
    Pengendalian : Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.

Panen
Ciri dan Umur Panen

Ciri-ciri buah yang sudah tua tetapi belum masak adalah :

    Warna kulit tua tetapi belum menjadi cokelat/merah dan tidak mengkilap;
    Bila buah diketuk dengan punggung kuku, menimbulkan bunyi yang nyaring;
    Bila buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan biji.

Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut memerlukan pengalaman tersendiri. Sebaiknya perlu diamati waktu bunga mekar sampai enam bulan kemudian, karena buah alpukat biasanya tua setelah 6-7 bulan dari saat bunga mekar. Untuk memastikannya, perlu dipetik beberapa buah sebagai contoh. Bila buah-buah contoh tersebut masak dengan baik, tandanya buah tersebut telah tua dan siap dipanen.


EmoticonEmoticon